blog-img

Mahasiswa Asal Ranggeh Temukan Bug di Google sehingga diberi Uang Rp 44 Juta

18/07/2020 | Administrator | Prestasi

Hidup Dimas Aprilianto, mahasiswa STMIK Yadika Bangil ini naik turun, bak roda yang terus berputar. Pernah bekerja menjadi kuli bangunan dan pegawai laundry. Kini nasibnya berbalik. Sebagai mahasiswa Teknik Informasi (Informatika, ralat), dirinya berhasil menemukan bug (error) di Google dan dihadiahi USD 3.133 atau setara Rp 44 juta.

MINGGU ini, mahasiswa masih libur semester. Namun, Dimas Aprilianto menyempatkan datang ke kampusnya, STMIK Yadika Bangil. Jawa Pos Radar Bromo memang sudah janji bertemu. Lantaran Dimas Senin (13/07) baru saja ditransfer hadiah dari Google sebesar USD 3.133 atau setara Rp 44 juta.

Pria berpostur tinggi ini pun tak bisa menyembunyikan raut wajah semringahnya. “Maklum, uang Rp 44 juta itu merupakan saldo tertinggi yang pernah saya miliki di rekening,” ujar lelaki 23 tahun ini.

Dia kini tercatat sebagai mahasiswa semester 7, Jurusan Teknik Informatika (IT) di STIMIK Yadika Bangil. Anak ke-6 dari enam bersaudara ini mengatakan, sebenarnya dirinya asal pilih saja saat memutuskan kuliah di IT. Passion-nya pada IT justru datang setelah kuliah dan bertemu teman-temannya yang suka dunia digital itu.

“Dulu setelah lulus dari SMAN 1 Kejayan, pikiran saya ingin langsung kerja saja. Jadi, sempat setahun kerja dan baru daftar kuliah setelahnya,” terang warga Ranggeh, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, ini.

Setelah lulus, Dimas tak pilih-pilih kerja. Dia merantau ke Surabaya ikut temannya, menjadi kuli bangunan. Dirinya juga pernah bekerja sebagai karyawan sebuah laundry.

Selama bekerja itu, Dimas pun jadi paham betapa sulitnya bekerja mendapatkan uang. Karena itu, setahun kemudian dia memutuskan untuk kuliah. Dengan harapan agar bisa bekerja dengan penghasilan yang lebih baik. Dimas lantas kuliah ke STMIK Yadika Bangil dengan biaya patungan kakak-kakaknya.

Di kampusnya, Dimas berkenalan dengan Nosa Shandy, yang pada 2018 pernah mendapatkan Rp 112 juta karena menemukan bug atau cela sistem di Google. Dari situ dia paham, belajar IT sangat menyenangkan. Bahkan, pekerjaannya bisa dilakukan di mana saja. Tidak tergantung peraturan ketat, misalnya harus ke kantor.

“Karena itu, sejak kuliah saya fokus kuliah dan belajar. Yang saya sukai di dunai IT adalah keamanan informasi sekuriti,” terangnya.

Kesukaannya itu membuat Dimas suka mencari bug atau cela sistem, baik dari website ataupun program. Bahkan, dirinya beberapa kali menemukan bug di website atau program.

“Biasanya saya memberikan laporan. Untuk yang kecil-kecil sering dapat hadiah marchandise. Mulai stiker, kaus, sertifikat, tapi itu pun dulu sudah senang sekali,” terangnya.

Termotivasi oleh keberhasilan Nosa, Dimas pun sering mencari bug di Google. Bahkan, laporannya bukan sekali. Tercatat sudah dua kali dia melaporkan bug di Google.

“Pertama dulu, bug yang saya laporkan ditolak. Yang kedua, baru diterima dan mendapatkan balasan nice catch atau tangkapan baik,” ujarnya.

Pada yang kedua itu, Dimas menemukan bug di Cross Site Scripting. Di sini, form biasanya tidak bisa memasukkan ilegal karakter. Namun, Dimas menemukan di salah satu form untuk halaman subdomain bantuan/help, ada form yang bisa dimasukkan karakter lantaran tidak ada filter.

Mendapatkan temuan bug tersebut, Dimas langsung melampirkan bukti temuan cela sistem ke Google pada 14 Mei. Dia melampirkan bukti berupa screenshot, URL, dan data cookies ke isu tracker di Google.

“Dan di tanggal yang sama, saya langsung dapat balasan dari Google yaitu “nice catch” yang berarti bug saya diterima,” terangnya.

Menurutnya, Google memang sangat terbuka menerima laporan bug. Termasuk memberikan hadiah pada yang menemukan celah sistem. Sebab, ada perusahaan lain yang memilih silent dan tidak boleh di-publish.

“Jadi, karena Google sangat terbuka, banyak yang belomba-lomba mencari kelemahan sistem di Google. Dan hadiahnya juga lumayan,” terangnya.

Atas temuan bug itu, Dimas dimintai nomor rekening. Dan pada 6 Mei, Dimas diberitahu mendapatkan hadian USD 3.133,7. Lalu pada 13 Juli, hadiah itu cair di rekening BCA sebesar Rp 44 juta.

Dimas pun tak mengira dirinya berhasil menemukan bug di Google. Kini, dia pun makin tertantang menjadi ahli IT. Terutama di bidang keamanan informasi sekuriti.

Lelaki yang yang juga aktif menjadi vokalis di band Mustika kampusnya ini mengatakan, hadiah dari Google mayoritas ditabung sebagai biaya kuliah. “Ada yang untuk traktir juga, karena teman-teman juga support. Dan sesuai nazar, saya mau kurban dua kambing untuk orang tua saat Idul Adha,” ujarnya. (eka/fun)

Sumber : Radar Bromo
 

Populer